Bang ER Optimis, Kepiting Bakau Akan Menjadi Komoditi Babel

0
326

RedBabel-PANGKALPINANG – Budidaya kepiting bakau di Bangka Belitung, cukup potensial, namun jika tidak dilakukan dengan aksi nyata, maka tidak akan berarti apa-apa. Oleh karena itu Gubernur provinsi kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman mengadakan pertemuan dengan direktur PT. Sarana Hatchery Abadi, Peter Nugraha guna mendapatkan masukan terkait pengembangbiakan kepiting bakau.

Dengan didampingi Kepala Dinas Kehutanan, Marwan, dan Kepala Dinas Perikanan, Dasminto, orang nomor satu Babel itu mengadakan pertemuan secara virtual di ruang Video Conference Gubernur Babel, Selasa (9/2/2021). 

Upaya yang selalu dilakukan oleh Bang ER, sapaan akrab Gubernur Babel ini adalah meningkatkan perekonomian masyarakat Babel dalam setiap sektor. Penerima penghargaan Green Leadership “Nirwasita Tantra” dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini, optimis dengan letak geografis Bangka Belitung sebagai daerah yang memiliki garis pantai sepanjang 1200 km ini, jika pengelolaan bakau dilakukan secara maksimal, dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Babel. 

Berawal dari program penanaman bakau yang dilaksanakan tahun lalu oleh pemerintah sebagai bentuk usaha pelestarian hutan bakau, kini Gubernur Erzaldi mulai berencana untuk mengembangkan pengelolaan hutan bakau agar dapat memberi manfaat ekonomi kepada masyarakat sekitar. Terdapat 13 lokasi sasaran yang akan dijadikan pembibitan kepiting bakau. 

“Kita ada program dan selama ini kawasan hutan hanya digunakan untuk pemeliharaan bakau saja. Namun sering kali pemeliharaan tidak dilakukan dengan tertib. Bakau dibiarkan hidup dan tidak lagi diurus, asal yang penting daunnya masih ada, ya sudah dibiarkan begitu saja,” ungkapnya. 

BACA JUGA : NTP Babel Tertinggi di Indonesia, Hasil Kerja Gubernur Erzaldi Semakin Nyata

Harapannya, dengan adanya budidaya kepiting bakau ini, masyarakat ‘terpaksa’ memelihara hutan bakau untuk menjaga kehidupan kepiting bakau agar dapat berkembang biak dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. 

“Karena itu, kami butuh solusi terbaik untuk menghidupkan kepiting, mulai dari sistem pembibitan, pembesaran hingga perkembangbiakan kepiting, kami ingin kepiting bisa diproduksi dalam skala masif, kalau bisa jadi komoditi Babel. Jadi, sistem budidaya seperti apa yang efektif untuk digunakan?” tanyanya. 

Peter Nugraha selaku penasihat memberikan saran, “Kita harus berpikir secara industrial. Jadi pembesaran kepiting  tidak bisa dilakukan secara asal. Berbeda dengan udang, kepiting lebih rumit dan lebih rawan mengalami kerugian dengan sistem hatchery. Namun, jika sudah bisa berkembang lebih besar akan lebih mudah perawatannya,” jelasnya. 

Peter menambahkan bahwa, 13 lokasi yang sudah diajukan Pemprov. Babel tidak bisa disamaratakan perawatannya. Perlu adanya observasi lebih lanjut untuk mengetahui kebutuhan dari setiap lahan agar dapat mengembangkan kepiting dengan metode yang tepat. 

“Saya juga memiliki semangat yang sama dengan Bapak untuk menjadikan kepiting sebagai komoditas Babel. Ke depan, saya akan kirim kan beberapa orang untuk memeriksa lokasi pengembangbiakan kepiting,” ungkapnya. 

Menindaklanjuti saran yang disampaikan Direktur PT Sarana Hatchery Abadi, usai pertemuan, Gubernur Erzaldi langsung mengarahkan Kadis Kehutanan Marwan juga Kadis Perikanan Dasminto untuk merekam dan menjelaskan kondisi lapangan lokasi pembibitan kepiting, kemudian mengirimkan kepada Peter untuk segera diteliti lebih lanjut. Sehingga Pemprov. Babel dapat menentukan tahapan yang harus dilakukan selanjutnya. (*RB)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.